Jumat, 23 Desember 2011

Memilih Menjadi Guru Bermental Wirausaha

“Tua itu pasti, dewasa adalah pilihan.
Menjadi guru tua itu pasti, menjadi guru profesional itu pilihan”

Menyambut Hari Guru, 25 Nopember tahun ini nampaknya cukup pantas peribahasa di atas menjadi bahan refleksi terutama bagi para pelaku pendidikan yang menamakan dirinya guru. Dari mulai guru biasa di sekolah-sekolah hingga para guru dan guru besar(baca:dosen) di perguruan tinggi.
Pasca program sertifikasi sekira tahun 2006 yang merupakan amanat dari UU SISDIKNAS No. 20/2003, UU Guru dan Dosen No. 14/2005, serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang menyatakan guru adalah pendidik profesional, para guru dan dosen sesungguhnya telah dituntun oleh pemerintah untuk dapat mentransformasi dirinya menjadi sosok yang profesional dalam bidangnya dan sekaligus dijamin hak-haknya, baik hak kesejahteraan moril maupun materi dengan adanya tunjangan profesi bagi guru yang telah disertifikasi.
Dari sejumlah temuan, perbaikan penghasilan(remunerasi) guru berupa tunjangan profesi yang menambah pendapatan guru-guru tersertifikasi ternyata belum secara signifikan mengenai sasaran yang dituju, yakni terwujudnya guru-guru bermutu yang memiliki indikator empat standar kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional(Istamar Syamsuri, 2010).
Di lapangan, masih banyak ditemukan guru-guru yang telah mendapatkan sertifikat sertifikasi ternyata kuantitas kehadirannya tidak disiplin dan kualitas Kegiatan Belajar Mengajarnya masih “begitu-begitu saja” atau belum menunjukkan standar empat kompetensi guru yang diamanatkan Undang-undang dan Permendiknas terkait.
Dalam hal kesejahteraan ekonomi, kita juga masih melihat banyak guru yang telah mendapatkan tunjangan sertifikasi tetapi masih belum mampu menutupi kebutuhan-kebutuhannya. Asumsinya adalah bisa jadi tambahan penghasilan sertifikasi itu memang belum berimbang dengan tingkat biaya hidup di daerahnya atau mungkin juga memang gaya hidup sebagian guru tadi berlebihan sehingga tidak bisa ditutupi oleh tunjangan profesi itu.
Prof. Dr. Baedhowi, M.Si, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan Kemendiknas sendiri mengakui bahwa sangat terbuka kemungkinan untuk merevisi sistem sertifikasi. Disebutkan bahwa sertifikasi yang hanya baru merekam portofolio atau kertas kerja pendidik memang tidak bisa terlihat langsung hasilnya. Dan saat ini, Kemendiknas sedang merumuskan ulang bagaimana pengelolaan sertifikasi yang akan memenuhi tujuan peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan guru. Salashsatunya dengan penjaringan sertifikasi via NUPTK online dan penilaian sertifikasi melalui performance tests (tes kinerja).
Guru Entrepreuneur
Harus diakui, untuk menuju peningkatan mutu dan kesejahteraan guru sejatinya memang tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah atau salahsatu pemangku kepentingan semata. Karena memang tidak pernah ada jawaban tunggal untuk menjawab satu persoalan sosial. Kewajiban pemerintah dalam meningkatkan mutu dan kesejahteraan guru tentu harus terus didorong agar lebih mengalami percepatan dan tepat sasaran. Namun, di lain pihak guru pun tetap harus ada upaya mandiri agar mutu dan kesejahteraan dirinya bisa meningkat.
Terkait hal itu, semangat entreupreuneur(kewirausahaan) sejatinya dapat menjadi salahsatu tawaran solusi atas persoalan guru di atas. Mengapa demikian? Karena entrepreuneur memiliki semangat untuk menjadikan diri setiap orang lebih kreatif, inovatif, dan produktif terhadap setiap hal yang mungkin dikembangkan. Dan semangat inilah yang hari ini betul-betul diperlukan di dalam dunia pendidikan kita, terutama bagi para guru.
Menurut Toni Antonio, Rektor Universitas Ciputra, Entrepreneurship bukan hanya melulu berbicara tentang berdagang atau bisnis. Ada banyak aktivitas yang masuk dalam kategori entrepreneur. Misalnya, Entrepreneurship dalam bidang sosial, penelitian, pendidikan dan lainnya. Profil Kak Seto yang menekuni dunia pendidikan anak, Hermawan Kertajaya dalam bidang marketing dan pendidikan bisnis, atau Steve Jobs dan Bill Gates dalam bidang teknologi adalah sebagian figur yang bisa dimasukkan sebagai entrepreneur di bidang masing-masing.
Apakah sesungguhnya esensi entrepreneurship itu? Tiada lain adalah suatu kerangka berpikir dimana kita bisa mengubah setiap potensi apapun yang ada di sekeliling kita untuk dikembangkan nilai manfaatnya bagi orang banyak. Filion, L.J(1997) menyatakan, “Wirausaha adalah orang yang imajinatif dengan ditandai oleh kemampuannya dalam menciptakan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu, ia memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang, membuat keputusan dengan menerapkan inovasi yang memiliki resiko moderat”.
Jika selama ini ketika guru mendapatkan gaji atau pun tambahan tunjangan lain yang terpikir di dalam benak mereka hanya semangat memakai, membeli dan segala hal yang berbau konsumtif, dengan entrepreneur harapannya pola pikir mereka akan diubah, yakni menjadikan diri mereka lebih kreatif, inovatif, dan produktif terhadap setiap hal yang mungkin dikembangkan dari sumber daya pendidikan dan kehidupan yang ada di sekitar mereka.
Bercermin pada pernyataan di Amerika bahwa jika ada 10 % entrepreneur maka ekonomi negara akan maju, maka boleh saja kita menyatakan jika saja di setiap sekolah ada 10 % guru yang bersikap mental entrepreneur dengan segala sifat positifnya, dari mulai berani, kemauan gigih, kuat keyakinan, ketahanan mental yang kokoh, berdaya cipta dan karya tinggi, adaptasi dengan perubahan, dan seterusnya, maka kita boleh berharap bahwa percepatan mutu pendidikan di Indonesia akan segara terwujud.
Guru dengan profil sifat-sifat positif yang ada dalam entrepreneurship pasti tidak akan patah arang ketika sejumlah hambatan dan segala kekurangan fasilitas belajar mengajar di tempatnya mengajar menghadang. Mereka tidak akan putus semangat ketika persoalan pribadi, kesejahteraan ekonomi, dan keluarga menghambat. Ketika semua tantangan muncul, mereka tidak hanya banyak mengeluh, tapi berpikir kreatif dan inovatif bagaimana jalan keluarnya.
Demikian pula dengan suasana kelas. Ketika siswa diajar oleh para guru bermental entrepreneur maka yang dapat kita bayangkan adalah kegiatan belajar mengajar akan penuh dengan kreasi metode, teknik, penggunaan alat, setting ruangan, dan inovasi lain yang kesemuanya menuju pada upaya merangsang kecerdasan majemuk siswa yang selanjutnya bermuara pada peningkatan mutu pendidikan.
Dengan tetap mendorong berbagai upaya dari pemerintah, sudah saatnya kini para guru tidak cukup hanya menggantungkan hidup pada “santunan” kebijakan-kebijakan dari pemerintah dalam upaya peningkatan mutu diri dan kesejahteraan ekonomi mereka. Jika para guru merasakan bahwa kesejahteraan dari pemerintah masih kurang mencukupi kebutuhan mereka, maka kini saatnya mereka melengkapi dirinya dengan berbagai kompetensi lain yang terkait dunia pendidikan yang akan menambah nilai guna dirinya. Dengan nilai guna diri tambahan ini maka peluang-peluang tambahan penghasilan akan terbuka.
Dengan semua semangat positif inilah kemudian kita bisa menatap terwujudnya percepatan perbaikan dalam dunia pendidikan, khususnya yang terkait dengan mutu dan kesejaheraan guru. Namun, sebagaimana gubahan peribahasa di awal mengatakan bahwa “Menjadi guru tua itu pasti dan menjadi guru profesional itu pilihan”, maka inilah saatnya para guru menentukan pilihan itu! DIRGAHAYU GURU! ***

Penulis adalah Guru bergiat di Institut Guru Sukses dan MASIKA ICMI Kota Bandung

Senin, 13 April 2009

du'a teman...CPNS

Are U ready..Lets

Alhmdrbb..nuhun De, mudah-mudahan saterasna lancar+aya dina panangtayungan Allah SWT.Ade sing teras sehat.Amin
01April09 Mamah

Alhmd teujauh2 teuing geningan, taushiyahnya "syukuri, nikmati, kuatkan sltrhm n jgn lupa u/ slalu mningkatkan prestasi diri" selamat ya...sami-sami, plus klo nanti ada kesempatan jgn lupa skolah lg..
01 April 09 K'Muby

Alhamd atuh pami kitu mah, nya ari situasina mah baca deui we situasi di2tuna. ayeuna mah ikuti alur jeung kahayangna.da koordna bu karsih, bageur..
01 april 09 Uhe

Punten nembe diwal;er. Alhmd ibu sklrg dipaparin sehat. Bingah parantos mancen tugas, mugia barokah. deet nya. wilujeng..
04april09, Ibu Ati PPB

alhamdulillah ngiring bingah, abbdi+kelg sae oge.mugia lancar sgl urusan.
03april2009, MPK Jajang

Samio-sami..mugia betah sinareng lungsur-langsar
03april 09 Pa Wawan HW

Alhamdulillah, wilujeng..mudah-mudahan lancar+kenging rahmat barokah Allah swt. salam ka guru-guru bk di sma lembang
03April09 Pa Nurhudaya..

wass. Alhmd ibu sehat, mdh2n purnama&istri ge sami..muhun wilujeng ngemban amanah nya, mugia slamina dilancarkeun ku Allah SWT.htrnuhun
03april 09 bu ipah

amin.Mudah2an Allah ngabulkan cita-cita ade+dilancarkan sgl rupina kanggo ka payunna. Kumaha atuh kanggo ka payunna. Kmh atuh kanggo p'syaratan ngadamel k.baik. iraha dikintunkeun
Mamah 20/12/08 11:17am

Alhamdulillah, mudah2an janten padamelan nu barokah, amin
Bu Yusi, 410pm

wilujeng,bekerjalah profesional. Smg sukses
Bpk suherman 421pm

wa'alaikumsslam. selamat ya..berbaktilah pada ibu pertiwi..
Pa Ilfiandra, 4:21 pm

selamat yach atas diterimanya jd kepala PNS mdh2an itu jd batu loncatan..tong hilap coblos no.2 barack obama ouh..bama! Allahu akbar..
Miftah, 22 Des 08/ 8:04 am

anni iwasaki

Berkembangnya psikologi klinis di Indonesia menandakan tidak berkembangnya psikologi perkembangan, betulkah?

Bahasa salik :BQ-Fahd

Purnama
aslm.wr..nuju sibuk fahd?
21:00Fahd
ah henteu kang, aya naon?
21:01Purnama
gak..saya cuma penasaran aja..ada satu pertanyaan kang BQ di buku kucing yang dulu, tapi kayanya belum dijawab secara resmi oleh fahd..emut keneh? :)
21:04Fahd
hmmm... pertanyaan BQ yang mana ya?
hehe... hilap.
21:05Purnama
k'poer teu hapal persis kumaha teksna..tapi kirang langkung kieu:
21:08Purnama
"Kamu benar-benar membuat saya terhenyak dan menggeleng kepala, di semuda itu (fahd masih di DA waktu itu kan?) kamu sudah bisa jauh berkenalan dengan maha guru-mahaguru dunia dengan cukup baik.dan yang paling penting bagi saya, kamu bisa mengunyah ajaran-ajaran mereka dengan baik pula, bahkan tidak hanya mengunyah tapi memamahnya dengan kritis dan cermat.."
nah, saya penasaran..Fahd jawaban resminya dimana ya?hehe...
21:09Fahd
sejak pertemuan pertama dengan BQ di kelas 5 waktu itu, sampai sekarang saya dan BQ berteman sangat baik.
kami banyak menghabiskan waktu bersama kalau saya sedang di bandung.
sesekali saya menginap di rumahnya.
sesekali dia di rumah saya.
saya terus belajar dari siapa saja, termasuk darinya.
katanya dengan bijak suatu malam, kita sama-sama belajar, Fahd.
BQ memberi saya beberapa buku yang sudah dia baca dan bagus menurutnya untuk kubaca juga.
akupun begitu.
seperti dulu di DA: saya memperlakukan semua orang sebagai guru, saya memperlakukan semua tempat sebagai buku, saya memperlakukan setiap waktu sebagai belajar.
sebagai ilmu.
saya adalah petualang.
pejalan jauh.
21:12Purnama
Mahasuci Allah..yang telah menciptakan salik yang satu ini :)
21:12Fahd
jawaban resmi saya ada di buku A Cat in My Eyes (Gagas Media, 2008), buku yang saya dedikasikan untuk BQ juga.
:)
21:13Purnama
tapi buku kucing keluar sebelum fahd berinteraksi dengan BQ kan kalo gak salah?
21:13Fahd
iya kang
21:15Purnama
nah, maksud k'BQ, sebelum fahd berinteraksi dengan BQ tapi fahd sudah berjalan cukup jauh di umur semuda itu..how culd it be?
21:15Fahd
sekarang saya legi bikin project I Care I Share di http://www.ruangtengah.co.nr berkunjung ya kang
hhmmm... saya gak tahu pasti sih, kang. itu kan penilaian orang. saya sendiri nggak tahu saya sudah "sejauh" mana, bahkan sampai sekarang. dari dulu sampai sekarang, saya punya satu hadits favorit:
man salaka thariqan yathlubu fihi 'ilmun salakallahi thariqan ila al-jannah...
barang siapa menempuh satu jalan (kecil) pengetahuan, Allah akan membimbingnya ke jalan menuju surga...
21:17Purnama
amin..mengutip kampanye perdana SBY: SEMOGA KITA BISA BERSAMA-SAMA Ya...:)
21:18Fahd
oke, amiin...

Selasa, 17 Februari 2009

raperda pendidikan

Kamis, 04-12-08 | 21:29 | 473
Perubahan Itu Sudah Dimulai dari Gowa

Oleh: H Zainuddin Nawa (Alumnus FH-UII Yogyakarta, PPs STIEM Bongaya)

Kalau saja Bupati Gowa, H Ichsan Yasin Limpo di pengujung tahun ini dianugerahi penghargaan tertinggi berupa Anugrah "Setya Lencana Wira Karya" oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,

maka kalimat pantas dan wajarlah yang pertama terucap sebagai apresiasi dari sosok bupati pejuang sektor pendidikan itu.

Sejauh yang penulis kenal, sosok Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo bukanlah sosok yang berorientasi mengejar gelar penghargaan . Namun, program dan visi-misinya dalam mewujudkan Gowa sebagai andalan Sulsel dan sejajar dengan daerah maju lainnya di Indonesia, tidak bisa tidak, memang harus kejar target.

Apalagi waktu pilkada periode 2005-2010 lalu, Ichsan yang maju berpasangan H Abd Razak Badjidu, telanjur punya "ikatan" dengan rakyat Gowa dalam sebuah Kontrak Politik".

Perkara ini tidak mudah lantaran MoU (Memorandum of Understanding) antara kedua pasangan calon bupati ketika itu dengan rakyat yang bakal dipimpinnya kemudian hari, disaksikan oleh 45 anggota legislatif disertai statement "kesiapan untuk lengser keprabon (siap mundur) jika gagal memenuhi dalam setahun kepemimpinannya,

yakni terbangunnya 154 SPAS (Sanggar Pendidikan Anak Saleh) untuk seluruh Kelurahan dan Desa, terwujudnya 108 unit puskesmas pembantu, dan diberikannya subsidi buku wajib kepada 36.270 dari target sekitar 26.824 siswa.

Hanya delapan bulan, tiga strong point pembangunan itu sangat optimal hingga pencapaian 140 persen. SPAS telah menjadi percontohan nasional model pendidikan alternatif untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Menariknya, karena SPAS oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Depdiknas telah menyetujui untuk disetarakan dengan paket C atau setara SD.

Pendidikan informal ini, sungguhpun merupakan program pembelajaran alternatif bagi anak-anak usia produktif, kenyataannya dimanfaatkan pula oleh sebagian warga usia lanjut yang belum melek huruf dan angka.

Model pembelajaran ini cukup digemari warga pedesaan, mungkin karena para tutornya yang direkrut dari komunitas lokal, mampu membimbing dengan penekanan pada perbaikan akhlakul karimah, nilai-nilai agama, budaya daerah dan ilmu pengetahuan umum.

Adapun siswa direkrut secara gratis dari anak keluarga kurang mampu, terkebelakang, anak putus sekolah. Sanggar inipun diharapkan menjadi sarana perpustakaan desa dengan fasilitas sejumlah buku dari pemerintah daerah, termasuk menjadi barisan terdepan dalam memerangi "melek aksara".

Apakah capaian ini membuat sang bupati lantas berpuas dan berbangga diri? Sebagai seorang insan manusia biasa, sudah pasti ya, tapi menjadi figur dari "Strong Leader Government" sudah pasti berkeinginan bagaimana mengelola sebuah pemerintahan ini lebih "greget"

agar segera terjadi perubahan serta stabilitas sosial yang membawa dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat. Salah satu upaya percepatan perubahan adalah dengan menggebrak sektor pendidikan secara gratis tanpa mengabaikan segepok sektor lain,

semisal investasi yang bertumpu pada ekonomi rakyat dan sumber daya alam tersedia. Dengan demikian, masyarakat mempunyai daya tawar lebih kuat terhadap pemerintah, sehingga menghasilkan pertumbuhan disertai pemerataan lantaran terciptanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Sektor ekonomi rakyat dan investasi di Gowa sebagaimana dirilis Bank Indonesia (BI) tahun ini berada di urutan 10 besar untuk kabupaten/kota se Indonesia. Adapun besaran investasi masyarakat di berbagai bank pemerintah dan swasta yang ada di wilayah Gowa,

menunjukkan angka menggembirakan dengan nilai sekira 183 miliar pada 2008, sementara tiga tahun sebelumnya pada posisi 26 miliar. Indikasi dari adanya posisi tawar masyarakat jelas tidak lepas dari daya belinya setelah program pendidikan gratis dicanangkan di Gowa.

Perda Pendidikan Gratis

Langkah berani dan layak dipuji telah dilakukan Ichsan Yasin Limpo sebagai qonditio sine quo non dari berbagai kebijakan sejak dilantik pada 13 Agustus 2005, yakni berlakunya Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2008 tentang Pendidikan Gratis di Gowa.

Di tengah kesimpangsiuran antara ketentuan mahalnya anggaran pendidikan yang kian tak terjangkau, kualitas pengajaran makin tak bermutu, sistem pendidikan yang membingungkan dan praktik birokrasi masih mengedepankan komersialisasi,

oleh sang bupati dengan dukungan legislatif melakukan gebrakan, menghapus seluruh jenis pungutan yang selama ini telah mentradisi serta menjadi pungli yang dilegalkan oleh para guru, kepala sekolah dan komite sekolah.

Setidaknya ada 14 jenis pungutan telah di-haram-kan untuk dipungut dari orang tua siswa dan segala ongkos serta beban semua itu diambil alih oleh pemerintah daerah. Langkah taktis ini telah mejadi komitmen antara pelaku dan seluruh stokeholders pendidikan dengan bupati Gowa sejak dicanangkannya pendidikan gratis tahun lalu.

Sederet sanksi administratif bahkan delik hukum akan dikenakan bagi oknum yang lancang melabrak perda ini. Faktanya, sudah 9 kepala sekolah dan 3 kepala cabang dinas dinon-jobkan serta 2 guru honor diberhentikan setelah terbukti melakukan pungutan.

Sejujurnya, bukan hanya pendidikan dan kesehatan gratis telah lama dan sangat diharapkan oleh masyarakat Gowa yang masih punya stok sekira 20.864 jiwa di bawah garis kemiskinan dan termarjinalkan.

Lebih dari itu adalah tampilnya pemimpin "kharismatik-religius" dan "progresif- altruistis" yang pada simpulannya melahirkan "kekuatan simbolik" untuk membawa selaksa perubahan di Gowa.

Kekuatan kepemimpinan yang "progresif-altruistis" adalah type kepemimpinan dengan kekuatannya akan menolak atau mematahkan suatu keadaan status quo sebab pemerintahan menjadi stagnan jika tak mampu membawa perubahan yang signifikan.

Kesemua tindakan serta arah kebijakannya semata-mata dilandasi dari keinginan untuk melakukan perubahan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Begitupula kepemimpinan kharismatik-religius, semata-mata menempatkan moral dan kewibawaan yang dilandasi nilai-nilai kultural dan keagamaan sebagai "trace" dalam kepemimpinannya.

Talenta kepemimpinan Ichsan yang dikenal tegas dan tidak suka basa-basi itu secara instristik telah mengejawantahkan "kekuatan simbolik" yang memang dibutuhkan oleh sebuah daerah dengan keterlanjurannya memiliki "adagium" untuk menyejajarkan daerah termaju lainnya di Indonesia dalam kesejahteraan rakyat lahir-batin.

Sebagai putra Gowa, Ichsan dengan berbekal pengalaman politik ke-enterpreneurship tahu persis apa, bagaimana dan ke depan daerah ini melangkah, "sangkan paraning dumadi, ke mana arah kita menuju tanpa bekal pendidikan memadai maka ketertinggalan yang tinggal.

Siapapun akan mafhum tentang situasi dari berbagai krisis multidimensi yang mendera bangsa ini sejak 1997 menyusul rontoknya perekonomian global setelah negara adikuasa Amerika Serikat dilanda krisis tahun finansial ini.

Jangan dikira kehancuran ekonomi ini tidak berimplikasi terhadap rontoknya sistem sosial, politik, budaya tapi juga pada krisis sistem pemerintahan simbolik pusat hingga ke bebagai level pemerintahan di daerah.

Tanpa disadari oleh kita semua, meminjam istilah Yasraf A Piliang, bahwa selama ini, sebenarnya telah berlangsung semacam "krisis simbolik" atau ketidakmampuan sistem simbol yang ada untuk menciptakan citra positif ke-Indonesia-an yang menggiring ke sebuah situasi "degradasi simbolik".

Menurut peneliti ini, citra buruk Indonesia teramat menakutkan karena seluruh instrumen kelembagaan dari hulu hingga hilir (pusat dan daerah) kurang mencerminkan pencitraan positif.

Diperparah lagi oleh diseminasi secara global lewat berbagai media elektronik dan cetak yang diciptakan kelompok tertentu dari negara luar sehingga investor ragu-ragu menanamkan modalnya.

Solusinya adalah dibutuhkan pemimpin yang memiliki karakter kekuatan simbolik yang mampu menyatukan semua elemen masyarakat mencapai kesejahteraannya. Apalagi di era otonomi daerah kini,

dimungkinkan apresiasi dan kreativitas masing-masing pemimpin wilayah untuk berani tampil beda dengan wilayah atau daerah lainnya agar tampil menjadi kekuatan simbolik.

Pierre Bourdieu dalam Language and Symbolic Power (1991) menjelaskan bahwa kekuatan simbolik, yakni bagaimana di balik sebuah simbol beroperasi sebuah kekuasaan. Simbol, kata Pierre lagi, memiliki kekuatan untuk mengontruksi realitas yang bagai kekuatan sihir mampu menggiring orang agar memercayai,

mengakui dan mengubah pandangan mereka tentang realitas seseorang, sekelompok bahkan sebuah bangsa. Kekuatan simbol juga berfungsi sebagai alat pemersatu, melakukan perubahan, reformasi, transformasi, provokasi bahkan subversif.

Sejarah telah memproduksi berbagai "kekuatan simbolik positif" yang mampu menggerakkan, semisal Soekarno sebagai simbol anti-imperialisme, Hatta menjadi simbol koperasi Indonesia,

Nelson Mandela di Afrika Selatan adalah simbol anti-rasisme (apharteid), Gandhi di India menjadi simbol anti-kekerasan, Khomeini di Iran sebagai simbol revolusi Islam, Syahrul Yasin Limpo bersimbol anti-kebodohan dan kemelaratan di Sulsel.

Bagaimana di tingkat lokal Gowa? Sebagai bekas kerajaan besar yang pernah jaya dan memiliki dua pahlawan nasional sekaligus,

yakni Sultan Hasanuddin dan Syekh Yusuf al-Makassary Tuanta Salamaka, kekuatan simbolik positif bisa menjadi genre dan modal besar dalam menggerakkan mesin perubahan,

reformasi pendidikan lewat program semua gratis dan intelektual. Dalam relasi kekuatan simbolik lokal itu, tak salah kiranya jika predikat "Bupati Pejuang Pendidikan", Ichsan Yasin Limpo, juga dilambangkan sebagai simbol dari anti-kebodohan dan keterbelakangan. (*)
http://www.fajar.co.id

Bupati Gowa: Saya Sangat Serius dengan Pendidikan Gratis.

Bupati Gowa
Bupati Gowa: H Ichsan YL
Gowa, 13 Juni 2008. Pendidikan gratis. Bagi para calon kepala daerah yang bersaing di pilkada, pendidikan gratis sering dijadikan isu hangat untuk menarik simpati para pemilih. Tapi ketika mereka terpilih menjadi pemimpin, isu ini juga hilang bersama angin. Berbeda dari calon kepala daerah, bagi Ichsan Yasin Limpo yang kini menjabat sebagai Bupati Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pendidikan gratis adalah sebuah strategi besar untuk mencapai visi masa depan di kabupatennya.

“Gowa akan maju jika kabupaten ini memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, dan itu hanya bisa dicapai jika anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang baik,” ujar Ichsan saat menerima tim MCPM di ruang kerjanya, Kamis pagi (12/06)

Program pendidikan gratis mulai diresmikan di Gowa pada Maret 2008, tepatnya pada saat rapat koordinasi bidang pendidikan (26/03) yang dihadiri oleh 1.000 peserta, termasuk anggota DPRD, pejabat kantor dinas pendidikan, guru dan kepala sekolah.

“Hampir empat jam saya berdiri di depan mereka. Saya harus menjelaskan secara detil mengapa program ini penting. Proses diskusinya berjalan secara interaktif. Setiap ada pertanyaan langsung saya jawab, dan mereka pun langsung bisa menanggapi jawaban tersebut. Saya tak keberatan melakukan hal itu, asalkan mereka bisa memahami secara baik dan mau mendukung program ini,” ujarnya semangat.

Pemerintahan yang dipimpinnya juga menetapkan Peraturan Pemerintah (Perda) No. 4 tahun 2008 untuk mengatur pendidikan gratis. Satu dari peraturan tersebut menyebutkan tentang alokasi anggaran pendidikan. Kabupaten Gowa memiliki total APBD sebesar Rp. 565 milyar telah anggaran sebesar 21,6 % untuk bidang pendidikan, di luar gaji dan tunjangan bagi para guru.

Dengan alokasi ini, para siswa yang bersekolah di sekolah negeri tidak perlu lagi membayar uang sekolah. Kebijakan ini diterapkan dari tingkat sekolah dasar hingga menengah umum dan kejuruan. Perda ini juga membebaskan orang tua dari 14 biaya pendidikan lainnya yang selama ini harus mereka bayar, seperti biaya seragam, biaya ujian dan biaya Lembar Kerja Siswa (LKS).

“Jadi, dengan program ini orang tua hanya menyekolahkan anaknya. Itu saja,” tegasnya.

Situasi ekonomi sekarang ini, ujarnya lagi, telah membuat hidup masyarakat menjadi berat. Apalagi setelah pemerintah menaikan harga BBM. Menurutnya, Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan kepada rakyat miskin juga tak akan membantu terlalu banyak jika para orang tua tetap harus membayar pendidikan anak-anaknya. “Mereka akan berpikir dua kali untuk menyekolahkan anak, atau malah tidak berpikir sama sekali mengenai pendidikan. Anak-anak harus berhenti sekolah dan mencari pekerjaan. Akibatnya, kemiskinan kan terus mengikuti kehidupan mereka. Itu sebabnya pendidikan gratis benar-benar dibutuhkan sekarang ini!” ujarnya.

Di Kabupaten Gowa, layanan pendidikan gratis juga diberikan kepala sekolah, guru dan sekolah. Peningkatan tunjangan guru diberikan dengan mengurangi biaya operasional. “Kami bekerja sama dengan pihak bank untuk menyalurkan gaji guru ke sekolah. Sehingga mereka tak perlu lagi mengeluarkan uang untuk mengambil gaji di kota,”

Pelajar GowaIchsan juga membuat sistem yang memastikan bahwa program ini akan berjalan baik. Ia menyediakan layanan telepon dan mengijinkan siapapun untuk menelpon atau mengirimkan pesan jika mereka mengeluhkan program ini.

“Handphone saya aktif 24 jam. Jika ada indikasi korupsi dalam program ini mereka bisa langsung melaporkannya kepada saya,” tegasnya lagi.

Ia mencontohkan sebuah kasus dimana seorang kepala sekolah terpaksa diperiksa karena dituduh mengambil uang untuk pembelian LKS. Kepala sekolah ini kemudian dihukum secara administrative dan hukum.

“Ini bukan kasus pertama dan saya sangat serius menangani masalah ini,” ujar adik kandung Gubernur Sulawesi Selatan ini.

Ia menambahkan, dalam perda juga diatur mengenai keterlibatan polisi, kantor kejaksaaan dan pengadilan untuk mendukung program ini.

Lantas, bagaimana dengan sekolah-sekolah yang dibangun melalui AIBEP? Apakah bupati ini juga akan memberikan perhatian terhadap kegiatan di sekolah AIBEP? Dengan cepat Ichsan segera menjawab, “Tentu saja saya akan lakukan. Meskipun AusAID belum memintanya, saya pasti akan mengawasi kegiatan di sekolah AIBEP di Gowa, sebab program ini telah menjadi bagian dari program kami,”

AIBEP dan Kabupaten Gowa, ujar Ichsan, memiliki persamaan tujuan untuk menyediakan pendidikan gratis dengan kualitas yang lebih baik bagi anak-anak. “Jadi, untuk memastikan bahwa anak-anak tak akan pernah tersentuh kemiskinan, Kita para orang tua-pemerintah dan lembaga donor harus bekerja sama untuk mensukseskan program ini.”
Gowa Gratiskan Pendidikan sampai SMA


Dari: "cakba...@yahoo.co.id"

Contoh yg baik. Bisakah daerah lain mencontoh Gowa?

-
Agus Hamonangan wrote:
> http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/01/22/ 01054343/ gowa.gratiskan. pendidikan. sampai.sma
> Makassar, Kompas - Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sejak
> tahun 2007 tak hanya menggratiskan pendidikan jenjang SD-SMP, tetapi
> juga hingga SMA atau yang sederajat. Didukung peraturan daerah dan
> peraturan bupati, pendidikan gratis berjalan tanpa hambatan karena
> sangat jelas jenis pungutan yang dilarang terkait operasional sekolah.
> "Pakaian seragam sekolah dan sepatu pun tidak kami haruskan karena
> komponen semacam itu sangat potensial diwarnai pungutan. Siswa yang
> tidak punya pakaian seragam dan sepatu dipersilakan masuk sekolah
> dengan pakaian bebas asal rapi," kata Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo,
> Rabu (21/1).
> Bupati yang mendapatkan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang
> Yudhoyono Desember 2008 atas prestasinya dalam bidang pendidikan itu
> menyatakan heran atas munculnya kegagapan sejumlah pejabat pendidikan
> dalam menjalankan pendidikan gratis (Kompas, 21/1).
> Ia menegaskan, pendidikan gratis merupakan wujud sinergi antara
> pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
> Model sinergi tersebut kemudian dituangkan dalam peraturan daerah dan
> peraturan bupati. Bahkan, dengan adanya sinergi ketiga lapis
> pemerintah itu, pendidikan gratis bisa ditingkatkan pada jenjang
> SMA/MA/SMK.
> 14 jenis larangan
> Salah satu pasal Peraturan Daerah Kabupaten Gowa No 4/2008 melarang
> kepala sekolah/ guru melakukan pungutan dalam bentuk apa pun kepada
> orangtua siswa. Komite sekolah pun dilarang melakukan hal serupa.
> Sebagai patokan, dicantumkan 14 jenis pungutan yang dilarang: (1)
> bantuan pembangunan, (2) bantuan dengan alasan dana sharing, (3)
> pembayaran buku, (4) iuran Pramuka, (5) lembar kerja siswa, (6) uang
> perpisahan, (7) uang foto, (8) uang ujian, (9) uang ulangan/semester,
> (10) uang pengayaan/les, (11) uang rapor, (12) uang penulisan ijazah,
> (13) uang infak, (14) serta segala jenis pungutan yang membebani siswa
> dan orangtua.
> "Dua tahun terakhir, sebanyak sembilan guru/kepala sekolah yang
> terpaksa dibebastugaskan lantaran melanggar aturan itu, termasuk
> seorang di antaranya saudara sepupu bupati," ujar Zainuddin Kaiyum,
> Kepala Kantor Informasi dan Humas Kabupaten Gowa.
> Eddy Chandra, Kepala Seksi Subsidi Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa,
> menyebutkan, sekitar Rp 11 miliar dana APBD Kabupaten Gowa
> dialokasikan untuk pendidikan gratis. Jumlah itu mencapai 21,26 persen
> dari APBD Kabupaten Gowa.
> "Masyarakat boleh menyumbang ke sekolah, tetapi dengan syarat di
> sekolah bersangkutan si penyumbang tidak punya sanak famili. Ini agar
> siswa naik kelas dan lulus ujian secara obyektif," kata Eddy.
> Improvisasi BOS
> Di Bandung, Pemerintah Kota Bandung melakukan improvisasi kebijakan
> dalam melaksanakan program pendidikan dasar gratis. Improvisasi itu
> salah satunya berupa program bantuan operasional sekolah (BOS)
> berkategori.
> Pemkot Bandung mulai tahun ini menganggarkan BOS pendamping senilai Rp
> 325,3 miliar. Dana sebesar ini digunakan untuk membebaskan 357.813
> siswa SD dan SMP, baik negeri ataupun swasta, di Bandung dari pungutan
> dana sumbangan pendidikan dan iuran bulanan (SPP). Namun, berbeda
> dengan BOS pusat, besaran dana ini dibuat dalam kategori atau
> diklasifikasikan berdasarkan kondisi sekolah.
> Untuk SD, besaran pagu dibagi dalam lima kategori, mulai dari Rp
> 200.000 hingga Rp 350.000 per siswa tiap tahun. "Adapun SMP berkisar
> Rp 550.000 hingga Rp 700.000," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota
> Bandung Oji Mahroji. (NAR/JON)






Wal Suparmo

Salam,
Uang pendidikan gratis, biasanya yang dimaksudkan adalah IURAN SEKOLAH yang gratis sedangkan 14 macam pungutan lain yang dilarang masih harus dibuktikan apakah masih JALAN TERUS seperti BIASA( business as usual) setelah 1 tahun atau apakah terbukti tidak ada lagi..

Wsaalam,
Wal Suparmo

--- Pada Jum, 23/1/09, cakba...@yahoo.co.id menulis:

Dari: cakba...@yahoo.co.id


Contoh yg baik. Bisakah daerah lain mencontoh Gowa?

- Sembunyikan teks kutipan -
- Tampilkan teks kutipan -
Agus Hamonangan wrote:
> http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/01/22/ 01054343/ gowa.gratiskan. pendidikan. sampai.sma
> Makassar, Kompas - Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sejak
> tahun 2007 tak hanya menggratiskan pendidikan jenjang SD-SMP, tetapi
> juga hingga SMA atau yang sederajat. Didukung peraturan daerah dan
> peraturan bupati, pendidikan gratis berjalan tanpa hambatan karena
> sangat jelas jenis pungutan yang dilarang terkait operasional sekolah.
> "Pakaian seragam sekolah dan sepatu pun tidak kami haruskan karena
> komponen semacam itu sangat potensial diwarnai pungutan. Siswa yang
> tidak punya pakaian seragam dan sepatu dipersilakan masuk sekolah
> dengan pakaian bebas asal rapi," kata Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo,
> Rabu (21/1).
> Bupati yang mendapatkan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang
> Yudhoyono Desember 2008 atas prestasinya dalam bidang pendidikan itu
> menyatakan heran atas munculnya kegagapan sejumlah pejabat pendidikan
> dalam menjalankan pendidikan gratis (Kompas, 21/1).
> Ia menegaskan, pendidikan gratis merupakan wujud sinergi antara
> pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
> Model sinergi tersebut kemudian dituangkan dalam peraturan daerah dan
> peraturan bupati. Bahkan, dengan adanya sinergi ketiga lapis
> pemerintah itu, pendidikan gratis bisa ditingkatkan pada jenjang
> SMA/MA/SMK.
> 14 jenis larangan
> Salah satu pasal Peraturan Daerah Kabupaten Gowa No 4/2008 melarang
> kepala sekolah/ guru melakukan pungutan dalam bentuk apa pun kepada
> orangtua siswa. Komite sekolah pun dilarang melakukan hal serupa.
> Sebagai patokan, dicantumkan 14 jenis pungutan yang dilarang: (1)
> bantuan pembangunan, (2) bantuan dengan alasan dana sharing, (3)
> pembayaran buku, (4) iuran Pramuka, (5) lembar kerja siswa, (6) uang
> perpisahan, (7) uang foto, (8) uang ujian, (9) uang ulangan/semester,
> (10) uang pengayaan/les, (11) uang rapor, (12) uang penulisan ijazah,
> (13) uang infak, (14) serta segala jenis pungutan yang membebani siswa
> dan orangtua.
> "Dua tahun terakhir, sebanyak sembilan guru/kepala sekolah yang
> terpaksa dibebastugaskan lantaran melanggar aturan itu, termasuk
> seorang di antaranya saudara sepupu bupati," ujar Zainuddin Kaiyum,
> Kepala Kantor Informasi dan Humas Kabupaten Gowa.
> Eddy Chandra, Kepala Seksi Subsidi Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa,
> menyebutkan, sekitar Rp 11 miliar dana APBD Kabupaten Gowa
> dialokasikan untuk pendidikan gratis. Jumlah itu mencapai 21,26 persen
> dari APBD Kabupaten Gowa.
> "Masyarakat boleh menyumbang ke sekolah, tetapi dengan syarat di
> sekolah bersangkutan si penyumbang tidak punya sanak famili. Ini agar
> siswa naik kelas dan lulus ujian secara obyektif," kata Eddy.
> Improvisasi BOS
> Di Bandung, Pemerintah Kota Bandung melakukan improvisasi kebijakan
> dalam melaksanakan program pendidikan dasar gratis. Improvisasi itu
> salah satunya berupa program bantuan operasional sekolah (BOS)
> berkategori.
> Pemkot Bandung mulai tahun ini menganggarkan BOS pendamping senilai Rp
> 325,3 miliar. Dana sebesar ini digunakan untuk membebaskan 357.813
> siswa SD dan SMP, baik negeri ataupun swasta, di Bandung dari pungutan
> dana sumbangan pendidikan dan iuran bulanan (SPP). Namun, berbeda
> dengan BOS pusat, besaran dana ini dibuat dalam kategori atau
> diklasifikasikan berdasarkan kondisi sekolah.
> Untuk SD, besaran pagu dibagi dalam lima kategori, mulai dari Rp
> 200.000 hingga Rp 350.000 per siswa tiap tahun. "Adapun SMP berkisar
> Rp 550.000 hingga Rp 700.000," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota
> Bandung Oji Mahroji. (NAR/JON)




cakbagio@yahoo.co.id

Salam Pak WS. Dengan adanya Perda di Gowa yg mengatur itu, ada hukum administrasi yg bisa ditegakkan. Kalau Perda itu tak ditegakkan dg baik ya percuma. Hukum tergantung penegaknya. Kepala daerah merupakan penegak hukum administrasi dlm pemerintahan daerahnya. Kata Rasulullah SAW, iman bisa melar bisa mengkeret. Kita lihat aja apa iman Bupati Gowa terus melar apa malah akan mengkeret. Mudah-mudahan dia bisa jadi intan di antara tumpukan kotoran kepemimpinan di negara ini.

Wassalam.

Wal Suparmo wrote:
> Salam,
> Uang pendidikan gratis, biasanya yang dimaksudkan adalah IURAN SEKOLAH yang gratis sedangkan 14 macam pungutan lain yang dilarang masih harus dibuktikan apakah masih JALAN TERUS seperti BIASA( business as usual) setelah 1 tahun atau apakah terbukti tidak ada lagi..
> Wsaalam,
> Wal Suparmo




halim hd

mungkin bisa studi banding dengan baik ke daerah jembrana, musi banyuasin; di sana pendidikan dan kesehatan gratis.

--- On Fri, 1/23/09, cakba...@yahoo.co.id wrote:
From: cakba...@yahoo.co.id


Salam Pak WS. Dengan adanya Perda di Gowa yg mengatur itu, ada hukum administrasi yg bisa ditegakkan. Kalau Perda itu tak ditegakkan dg baik ya percuma. Hukum tergantung penegaknya. Kepala daerah merupakan penegak hukum administrasi dlm pemerintahan daerahnya. Kata Rasulullah SAW, iman bisa melar bisa mengkeret. Kita lihat aja apa iman Bupati Gowa terus melar apa malah akan mengkeret. Mudah-mudahan dia bisa jadi intan di antara tumpukan kotoran kepemimpinan di negara ini.

Wassalam.

------------------------------------




Yuliati Soebeno
Gak usah jauh-jauh mencontoh Gowa, lha wong negara tetangga yang dekat, yaitu THAILAND, sudah bertahun-tahun memberikan PENDIDIKAN GRATIS bagi rakyatnya, dari SD sampai dengan SMA!!

Indonesia, dengan hasil bumi yang melimpah ruah, dan kekayaan alam yang sangat besar.......PENDIDIKAN-nya selalu kalah dengan negara-negara Tetangga lain-nya! Menyedihkan bukan?

Salam,
Yuli

--- On Thu, 1/22/09, cakba...@yahoo.co.id wrote:

From: cakba...@yahoo.co.id
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gowa Gratiskan Pendidikan sampai SMA
To: "Agus Hamonangan"
Cc: "Forum-Pembaca-Kom...@yahoogroups.com"
Date: Thursday, January 22, 2009, 10:49 PM

Contoh yg baik. Bisakah daerah lain mencontoh Gowa?

- Sembunyikan teks kutipan -
- Tampilkan teks kutipan -
Agus Hamonangan wrote:
> http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/01/22/ 01054343/ gowa.gratiskan. pendidikan. sampai.sma
> Makassar, Kompas - Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sejak
> tahun 2007 tak hanya menggratiskan pendidikan jenjang SD-SMP, tetapi
> juga hingga SMA atau yang sederajat. Didukung peraturan daerah dan
> peraturan bupati, pendidikan gratis berjalan tanpa hambatan karena
> sangat jelas jenis pungutan yang dilarang terkait operasional sekolah.
> "Pakaian seragam sekolah dan sepatu pun tidak kami haruskan karena
> komponen semacam itu sangat potensial diwarnai pungutan. Siswa yang
> tidak punya pakaian seragam dan sepatu dipersilakan masuk sekolah
> dengan pakaian bebas asal rapi," kata Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo,
> Rabu (21/1).
> Bupati yang mendapatkan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang
> Yudhoyono Desember 2008 atas prestasinya dalam bidang pendidikan itu
> menyatakan heran atas munculnya kegagapan sejumlah pejabat pendidikan
> dalam menjalankan pendidikan gratis (Kompas, 21/1).
> Ia menegaskan, pendidikan gratis merupakan wujud sinergi antara
> pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
> Model sinergi tersebut kemudian dituangkan dalam peraturan daerah dan
> peraturan bupati. Bahkan, dengan adanya sinergi ketiga lapis
> pemerintah itu, pendidikan gratis bisa ditingkatkan pada jenjang
> SMA/MA/SMK.
> 14 jenis larangan
> Salah satu pasal Peraturan Daerah Kabupaten Gowa No 4/2008 melarang
> kepala sekolah/ guru melakukan pungutan dalam bentuk apa pun kepada
> orangtua siswa. Komite sekolah pun dilarang melakukan hal serupa.
> Sebagai patokan, dicantumkan 14 jenis pungutan yang dilarang: (1)
> bantuan pembangunan, (2) bantuan dengan alasan dana sharing, (3)
> pembayaran buku, (4) iuran Pramuka, (5) lembar kerja siswa, (6) uang
> perpisahan, (7) uang foto, (8) uang ujian, (9) uang ulangan/semester,
> (10) uang pengayaan/les, (11) uang rapor, (12) uang penulisan ijazah,
> (13) uang infak, (14) serta segala jenis pungutan yang membebani siswa
> dan orangtua.
> "Dua tahun terakhir, sebanyak sembilan guru/kepala sekolah yang
> terpaksa dibebastugaskan lantaran melanggar aturan itu, termasuk
> seorang di antaranya saudara sepupu bupati," ujar Zainuddin Kaiyum,
> Kepala Kantor Informasi dan Humas Kabupaten Gowa.
> Eddy Chandra, Kepala Seksi Subsidi Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa,
> menyebutkan, sekitar Rp 11 miliar dana APBD Kabupaten Gowa
> dialokasikan untuk pendidikan gratis. Jumlah itu mencapai 21,26 persen
> dari APBD Kabupaten Gowa.
> "Masyarakat boleh menyumbang ke sekolah, tetapi dengan syarat di
> sekolah bersangkutan si penyumbang tidak punya sanak famili. Ini agar
> siswa naik kelas dan lulus ujian secara obyektif," kata Eddy.
> Improvisasi BOS
> Di Bandung, Pemerintah Kota Bandung melakukan improvisasi kebijakan
> dalam melaksanakan program pendidikan dasar gratis. Improvisasi itu
> salah satunya berupa program bantuan operasional sekolah (BOS)
> berkategori.
> Pemkot Bandung mulai tahun ini menganggarkan BOS pendamping senilai Rp
> 325,3 miliar. Dana sebesar ini digunakan untuk membebaskan 357.813
> siswa SD dan SMP, baik negeri ataupun swasta, di Bandung dari pungutan
> dana sumbangan pendidikan dan iuran bulanan (SPP). Namun, berbeda
> dengan BOS pusat, besaran dana ini dibuat dalam kategori atau
> diklasifikasikan berdasarkan kondisi sekolah.
> Untuk SD, besaran pagu dibagi dalam lima kategori, mulai dari Rp
> 200.000 hingga Rp 350.000 per siswa tiap tahun. "Adapun SMP berkisar
> Rp 550.000 hingga Rp 700.000," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota
> Bandung Oji Mahroji. (NAR/JON)





Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.


Lisman Manurung
Lihat profil
Pilihan lainnya 26 Jan, 13:05
Dari: Lisman Manurung
Tanggal: Sun, 25 Jan 2009 22:05:10 -0800 (PST)
Lokal: Sen 26 Jan 2009 13:05
Perihal: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gowa Gratiskan Pendidikan sampai SMA
Balas | Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Gratis uang sekolah dilakukan oleh berbagai negara. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah keadilan bagi yang menerima. Gratis-gratisan bisa berujung pada rendahnya mutu pengajaran. Jika yang memperoleh gratisan itu adalah anak-anak orang kaya (kokay, kata orang Jakarta) sementara kesejahteraan guru tidak diperhatikan, maka di dalam jangka panjang, akan terjadi kemunduran mutu, dan kemudian berubah menimbulkan banyaknya guru mengajar les berbayar.

Jadi, keinginan yang yang baik hendaknya selalu diupayakan agar realistis. Perda itu adalah 'sesuatu' yang realistis, demikian kata teori public policy. Perda adalah kebijakan publik, yang notabene bukan semata-mata 'diterima' rakyat untuk dipatuhi saja, tetapi juga kerap 'diabaikan' jika memang dinilai tidak adil.





--- On Sat, 1/24/09, cakba...@yahoo.co.id wrote:

From: cakba...@yahoo.co.id
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gowa Gratiskan Pendidikan sampai SMA
To:
Cc: "Forum-Pembaca-Kom...@yahoogroups.com"
Date: Saturday, January 24, 2009, 11:10 AM

Salam Pak WS. Dengan adanya Perda di Gowa yg mengatur itu, ada hukum administrasi yg bisa ditegakkan. Kalau Perda itu tak ditegakkan dg baik ya percuma. Hukum tergantung penegaknya. Kepala daerah merupakan penegak hukum administrasi dlm pemerintahan daerahnya. Kata Rasulullah SAW, iman bisa melar bisa mengkeret. Kita lihat aja apa iman Bupati Gowa terus melar apa malah akan mengkeret. Mudah-mudahan dia bisa jadi intan di antara tumpukan kotoran kepemimpinan di negara ini.

Wassalam.

------------------------------------


=====================================================


Pemda Harus Buat Perda Sumbangan Sekolah
Selasa, 27-Januari-2009, 14:43:40 Klik: 63 Kirim-kirim Print version
Web hosting murah. Gratis MP4 Player 8GB !
ShareThis
Jakarta, Kominfo Newsroom -– Pemerintah daerah diminta mengatur keberadaan pungutan atau sumbangan pendidikan di masing-masing sekolah guna mengantisipasi pihak sekolah yang sudah mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) melakukan penyimpangan dengan mengatasnamakan sumbangan pendidikan.

''P emda harus membuat aturan lewat perda, supaya sumbangan atau pungutan liar di sekolah bisa diminimalisir, dan hal itu sudah ditegaskan Mendiknas,'' ujar Direktur Pembinaan SMP Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, Didik Suhardi, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/1).

Selama ini banyak sekali pengaduan yang berkaitan dengan masih adanya sejumlah sumbangan yang masuk kategori biaya operasional dan investasi sekolah, padahal sekolah negeri maupun swasta di tingkat SD dan SMP yang sudah menerima BOS tidak lagi diperkenankan mengadakan pungutan berlebih.

Meski demikian, jika ada pihak wali murid yang ingin memberikan sumbangan kepada sekolah, tetap diperbolehkan, kata Didik Suhardi.

Dengan demikian, sifatnya tidak tetap, tidak mengikat dan tidak ditentukan besarannya. ''Kalau yang namanya sumbangan itu ya harus sukarela. Tidak boleh pihak sekolah mengatakan itu sebagai sumbangan kalau sifatnya mengikat, ditentukan besarannya dan tetap waktunya,'' kata Didik.

Keberada an Perda sumbangan sekolah pun nantinya harus dilihat sebagai sebuah antisipasi atas pembenaran pungutan lain di luar dana BOS, dan jangan sampai perda justeru melegalisir adanya pungutan atau sumbangan liar di sekolah.

Sepert i tahun-tahun sebelumnya, dana BOS akan dikucurkan pertahap, yakni Januari-Maret; April-Juni; Juli-September dan Oktober-Desember. Untuk tahap pertama, dipastikan sampai ke masing-masing rekening sekolah pada Februari. Besaran dana yang akan dikucurkan pada tahap awal dari Februari hingga Maret 2009 sebesar Rp4 triliun.

''Juml ah itu akan diberikan kepada 9,4 juta siswa SMP dan 27,1 juta siswa SD di seluruh Indonesia,'' kata Didik Suhardi, seraya menambahkan, terjadi kenaikan unit cost untuk masing-masing siswa SD dan SMP pada tahun ini.

Masing-mas ing per tahun untuk siswa SD di kota Rp 400.000, siswa SD di kabupaten Rp397.000, untuk SMP di kota Rp575.000 dan SMP di kabupaten Rp570.000.

Meng enai jenis masuk kategori satuan biaya BOS, Didik mengatakan tetap sama dengan tahun-tahun sebelumnya yakni untuk Penerimaan Siswa Baru (PSB), kegiatan operasional sekolah, pemeliharaan kebersihan dan kerusakan sekolah, pendidikan dan pelatihan guru, kegiatan kesiswaan, pendagaan kertas ujian dan beberapa item lainnya.

''Yang baru hanya pembelian komputer. Ditetapkan untuk SD maksimal punya 1 unit komputer, SMP maksmimal 2 unit. Kenapa maksimal? Supaya jangan sampai semua uang BOS untuk beli komputer saja,'' ujar Didik.

Saat ini BOS baru mampu mengcover sekitar 70 persen pembiayaan pendidikan masing-masing siswa. Karena itu, sesuai PP 48/2008 tentang pendanaan pendidikan, pemerintah pusat dan daerah sama-sama bertanggung jawab. ''Apalagi yang namanya biaya investasi seperti uang gedung, itu sudah menjadi tanggung jawab Pemda,'' kata Didik.

Karena itu, bagi siapa saja kepala sekolah, khususnya SMP di tanah air yang masih mewajibkan orang tua murid memberikan sumbangan padahal sudah menerima dana BOS, bisa diadukan lewat telepon bebas pulsa di 08001401299 atau 021-5725980. Atau bisa juga ke nomor Fax 021-5731070 dan 021-5725645..(T.Ad/toeb )
http://www.endonesia.com

Doa Kawan untuk Pernikahan Kami

  • " Barakallahu Kang..Selamat ya bwt Akang&Teteh moga jadi keluarga "samara" saikinah, mawadah, dan rahmah serta melahirkan generasi rabbani pewaris negeri ini, penyambut estafeta perjuangan para rasul dan ulama! Sedih eung Rah ga bisa dateng karena mudik" :( SARAH, HMJ PPB (02/12/08, 9:48 AM )
  • Pidua ti akang sekeluarga..sing lancar dugi ka sateterasna.. ANGGA, Darul Arqam 15team (04/12/08, 5:07 pm)
  • Alhmd.kabar baik. cumabaru sakit demam flu. saya masih di purwakarta. SELAMAT YA..SEMOGA ALLAH MEMBERKAHI DAN TERBINA KELUARGA SAKINAH MAWADAH WA RAHMAH SERTA NANTI DIKARUNIAI GENERASI UNGGUL BAGI AGAMA DAN UMMAT MANUSIA. Amin :) IMADUDDIN, AMM Purwakarta (04/12/08, 5:14 pm)
  • Al hamdulillah damang Pur ! hehe...Mabruk,mudah2an jadi keluarga nu barokah micinta tur dipicinta Allah Swt. Amin RIDWAN, AMM Purwakarta ( 04/12/08, 6:26 pm)
  • Asslm. Have U slept Well? Sorry I can't Give You anything..I just wanna support for The Day My brother become Truly Imam..Tomorrow is History of Your Life ..Everything will be Change after Akad.. You're become husband and make a deal with ALLAH to take care your wife..Do the best...Prepare your self...Prepare everything..i'm proud of you...May Allah Bless ur marriage..Amin. MECHA, PPB 2003 (05/12/08, 11:21 pm)
  • a. Hatur nuhun duana. sugan atuh barokah tina nikah janten rezeki lulus PNS. Wilujeng peu...beu....yi. kadeh ulah dugika kalepasan nga.....salam ka Nita (06/12/08, 4:45 pm) b. tah geuning alhamdulillah! wilujeng yi, pokokna upami tos janten urang bandung barat, teras ngabentuk muhammadiyah KBB. Urang siliduakeun. REZA AS, ALUMNI IRM (24/12/08, 2:28 pm)
  • "Artinya, semua adalah bagian perjuangan. Gimana, bulan madu kemana?" AIM. RAIS, ALLUMNI IRM (20/01/09, 12:17 pm)
  • "Do'a cinta sang pengantin.. Ya Allah..Anai kau berikan..limpahkanlah kepada kami cinta yang kau jadikan pengikat rindu Rasulullah dan Khadijah al Kubro yang kau jadikan mata dan kasih sayang Ali bin abi Thalib dan Az-zahra yang kau jadikan penghias keluarga nabi-Mu..kang Semoga langgeng ya..dan menjadi keluarga yang sa, ma,ra.. Amin "AJI PARUNG, PD IPM BOGOR (06/12/08, 9:54 pm)
  • "Sami-sami, Ingat smua hitungan pun berawal dari nol. Artinya kita butuh belajar untuk bisa sesuatu. Termasuk memaknai hidup. Selamat membangun hidup baru" KANG HAJI MUBY, PPB UPI(09/01/09, 7:51 pm)

Minggu, 15 Februari 2009

dialog dengan penulis muda

5:23pmPurnama

salam...

halo fahd..dah wisudakkah?
5:23pmFahd

salam...

insya allah 14 maret besok wisuda, kang

eh, selamat atas pernikahannya. punten teu dongkap da teu diulem... hehehe
5:24pmPurnama

wah...BARAKALLAHU ya...

hehe..jadi saya yang barakallah deh ke fahd..
5:24pmFahd

insyalallah... barakallhu lakuma...
5:25pmPurnama

haha...fahd kan dah jadi penulis terkenal..mana mau datang ke nikahan kang pur di canjur..hehe..
5:26pmFahd

hehe... bisa aja kang pur. ke cianjur mah atuh saya pulang kampung... kenapa enggak? hehe
5:27pmPurnama

o iya ya...mang masih ada sanak family di cianjur?dimananya?saya di cipanas, cilengsar..
5:28pmFahd

saya mah di ciranjang...
5:29pmPurnama

oh..di deket desa yang mayoritas ahlul kitab?
5:29pmFahd

wah sigana ka orang IC nikahanna? hehe
5:30pmPurnama

yup betul bgt..ke anak ICM angkatan sma lulus 2004

fahd kayanya bakal terus di jogja ya?
5:31pmFahd

hehe. iya, soalnya kemarin temen-temen ICM angkatan 2004 nu di jogja kadaritu ceunah... abdi mah mung nguping kabarna wungkul...

hehe

duka atuh kang, tapi kayaknya setahun ini masih di jogja. ada sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan di kantor.
5:32pmPurnama

wah?saha wae temen icm na?

kalo lihat atmoshper berkarya sih kayanya bagus jogja ya fahd..
5:34pmFahd

ya, di mana aja sama sih kang... di jogja ge saya ke bandung dan jakarta hampir sebulan sekali untuk beberapa kegiatan kreatif di sana.

Khairul Anshori sareng Ma'ruf kamari nu kaditu
5:35pmPurnama

kalo orangnya dah kuat mental sih gapapa...

kaya sahabat fahd..dewi lestari..

kan milih di bandung homebasenya..

tapi bagi sebagian orang lagi..bandung tuh terlalu nyaman...

ga bawa suasana kompetitif..haha..
5:36pmFahd

tapi Dee udah pindah ke Jakarta sekarang, kang. di BSD Tangerang tepatnya

iya, hehe
5:36pmPurnama

beda-beda siy tiap orang teh..

oya? baru tahu saya..
5:37pmFahd

udah setahunan lah

sibuk naon ayeuna kang?
5:38pmPurnama

iya mungkin setelah dewi divorce ya...:):)

haha...nganggur fahd..
5:39pmPurnama

melakukan hal yang paling membosankan kata salahsatu tulisan fahd mah..

menunggu...
5:40pmFahd

hehe

menunggu naon atuh kang?
5:40pmPurnama

kemarin keterima cpns

di bandung barat

sekarang lagi nunggu SK
5:41pmFahd

wah.. selamat kang. di kab baru yeuh...

sekarang bukan CPNS lagi atuh kalo udah diterima. tinggal nunggu pengangkatan dan SK, alhamdulillah...
5:41pmPurnama

iya mencoba peruntungan..

rencananya sambil buka usaha sama istri..
5:42pmFahd

wah. cocik.
5:43pmPurnama

cocok?koq bisa bilang cocok?
5:44pmFahd

ya cocik, istri juga diberi ruang berekspresi...

hehe
5:44pmPurnama

yup...doain ya..
5:45pmFahd

sip
5:46pmFahd is offline.